Woow Jembatan di Pantai Kereen

Jembatan Pinggir Pantai yang keren di Australia, Bersih dan Artistic, menjadi salah satu destinasi wisata disana

Kang Entang dan Si Bungsu

Lagi Jalan di Nusantara Polo Club

Syakira Lagi Pose sama Ikan

Syakira Lagi berpose di Kolam Budidaya Perairan FPIK IPB

Lagi Naik Bis Tingkat di Australia

Suasana nyaman dan pemandangan yang indah untuk keliling kota yang tertata rapi, tertob dan bersih

Selasa, 09 Desember 2014

Inovasi Teknologi Pertanian untuk Produk Global


Perubahan budaya atau aspek sosial ternyata merubah cara pandang. Jaman dahulu kala, manusia mencukupi kebutuhan pangan dengan cara berburu.
Perubahan budaya atau aspek sosial ternyata merubah cara pandang. Jaman dahulu kala, manusia mencukupi kebutuhan pangan dengan cara berburu. Setelah lewat era itu, kebutuhan pangan diusahakan dengan bercocok tanam. Saat ini perkembangan itu sudah demikian dasyat. Teknologi pangan sudah demikian maju. Dari sekian bahan pangan yang dimakan oleh manusia ternyata masih banyak berasal dari muka bumi artinya belum tergantikan oleh produk digital. Dari mulai tanaman di tanam, dirawat, dipanen, dikemas, didistribusikan hingga di meja makan membutuhkan inovasi.
Namun demikian pada era industrialisasi global sekitar abad ke-18, peningkatan bahan pangan yang digenjot habis-habisan ini menyisakan masalah baru. Penggunaan teknologi saat itu masih menyisakan kesedihan kepada perubahan sosial, ekonomi dan ekologi saat ini. Penerapan teknologi pertanian konvensional yang membahana menyebabkan ketergantungan petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia. Pelaksanaan budidaya yang kurang memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup. Bahkan hitung-hitungan yang rasional terhadap pembelajaan sarana produksi pertanian tidak dihitung sebagai rugi laba.
Beberapa fakta yang bisa ditemui saat ini berkaitan dengan gagalnya pertanian konvensional antara lain ;
1. Penurunan tingkat kesuburan tanah
2. Hilangnya bahan organik dalam tanah
3. Erosi dan sedimentasi tanah
4. Pencemaran tanah dan air akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan
5. Residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya
6. Memudarnya konsep gotong royong masyarakat
7. Berkurangnya luas lahan karena beralih fungsi jadi tempat industri, dll
Hingga kemudian para pakar mengemukakan gagasan mengenai pertanian berkelanjutan. Urusan pangan bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan. Bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk anak cucu kita. Food and Agriculture Organization (FAO, 1989) mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial.
Pertanian berkelanjutan ini tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Tiga pilar pertanian berkelanjutan antara lain; dimensi Sosial, dimensi Ekonomi dan dimensi Ekologi. Selain dimensi tersebut penting untuk mengaplikasikan teknologi yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian maupun bidang lain. Teknologi ini harus mampu memacu peningkatan nilai tambah (value added), daya saing (competitiveness), dan keuntungan (profit/benefit) produk pertanian.
Organ teknologi yang diperlukan adalah cara budidaya dan bertani secara berkelanjutan dilakukan dengan baik, penanganan hasil panen yang baik, pengolahan/pasca panen dan membangun sistem distribusi yang baik. Indikasi atau ukuran keberhasilan pelaksanaan teknologi tersebut adalah standar terhadap produk pertaniannya. Produk pertanian yang baik memenuhi kriteria kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Teknologi yang mampu mendaur ulang proses pemanfaatan (zero waste) dan pemanfaatan sumberdaya lokal serta diversifikasi merupakan salah satu bagian dari strategi penguatan teknologi.
Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi untuk melaksanakan hal ini. Sumberdaya cukup melimpah dan didukung oleh iklim yang kondusif. Peran serta pengambil kebijakan lebih fokus dalam pembangunan bidang pertanian berkelanjutan akan mengenjot gairah perkembangan pertanian berkelanjutan. Pada masanya, produk petani Indonesia mampu menjadi daya saing global.[jo]
Setelah lewat era itu, kebutuhan pangan diusahakan dengan bercocok tanam. Saat ini perkembangan itu sudah demikian dasyat. Teknologi pangan sudah demikian maju. Dari sekian bahan pangan yang dimakan oleh manusia ternyata masih banyak berasal dari muka bumi artinya belum tergantikan oleh produk digital. Dari mulai tanaman di tanam, dirawat, dipanen, dikemas, didistribusikan hingga di meja makan membutuhkan inovasi.
Namun demikian pada era industrialisasi global sekitar abad ke-18, peningkatan bahan pangan yang digenjot habis-habisan ini menyisakan masalah baru. Penggunaan teknologi saat itu masih menyisakan kesedihan kepada perubahan sosial, ekonomi dan ekologi saat ini. Penerapan teknologi pertanian konvensional yang membahana menyebabkan ketergantungan petani menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia. Pelaksanaan budidaya yang kurang memperhatikan kelangsungan lingkungan hidup. Bahkan hitung-hitungan yang rasional terhadap pembelajaan sarana produksi pertanian tidak dihitung sebagai rugi laba.
Beberapa fakta yang bisa ditemui saat ini berkaitan dengan gagalnya pertanian konvensional antara lain ;
  1. Penurunan tingkat kesuburan tanah
  2. Hilangnya bahan organik dalam tanah
  3. Erosi dan sedimentasi tanah
  4. Pencemaran tanah dan air akibat penggunaan bahan kimia yang berlebihan
  5. Residu pestisida dan bahan berbahaya lainnya
  6. Memudarnya konsep gotong royong masyarakat
  7. Berkurangnya luas lahan karena beralih fungsi jadi tempat industri, dll
Hingga kemudian para pakar mengemukakan gagasan mengenai pertanian berkelanjutan. Urusan pangan bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk masa depan. Bukan hanya untuk kita tetapi juga untuk anak cucu kita. Food and Agriculture Organization (FAO, 1989) mendefinisikan pertanian berkelanjutan sebagai manajemen dan konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun mendatang. Pembangunan pertanian berkelanjutan menkonservasi lahan, air, sumberdaya genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak secara ekonomis, dan diterima secara sosial.
Pertanian berkelanjutan ini tidak lepas dari pemanfaatan teknologi. Tiga pilar pertanian berkelanjutan antara lain; dimensi Sosial, dimensi Ekonomi dan dimensi Ekologi. Selain dimensi tersebut penting untuk mengaplikasikan teknologi yang berkaitan langsung dengan bidang pertanian maupun bidang lain. Teknologi ini harus mampu memacu peningkatan nilai tambah (value added), daya saing (competitiveness), dan keuntungan (profit/benefit) produk pertanian.
Organ teknologi yang diperlukan adalah cara budidaya dan bertani secara berkelanjutan dilakukan dengan baik, penanganan hasil panen yang baik, pengolahan/pasca panen dan membangun sistem distribusi yang baik. Indikasi atau ukuran keberhasilan pelaksanaan teknologi tersebut adalah standar terhadap produk pertaniannya. Produk pertanian yang baik memenuhi kriteria kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Teknologi yang mampu mendaur ulang proses pemanfaatan (zero waste) dan pemanfaatan sumberdaya lokal serta diversifikasi merupakan salah satu bagian dari strategi penguatan teknologi.
Indonesia merupakan negara besar dan memiliki potensi untuk melaksanakan hal ini. Sumberdaya cukup melimpah dan didukung oleh iklim yang kondusif. Peran serta pengambil kebijakan lebih fokus dalam pembangunan bidang pertanian berkelanjutan akan mengenjot gairah perkembangan pertanian berkelanjutan. Pada masanya, produk petani Indonesia mampu menjadi daya saing global.[jo]

- See more at: http://pertaniansehat.com/read/2012/11/09/inovasi-teknologi-pertanian-untuk-produk-global.html#sthash.hM2V9yq4.dpuf

Inovasi Pertanian: Gabungan Akuakultur dan Hidroponik

Inovasi Pertanian: Gabungan Akuakultur dan Hidroponik


Tomat dan ikan sukses dibudidayakan di dalam lingkungan yang sama. Air kotor dari akuarium menyediakan nutrisi mineral yang penting bagi pertumbuhan tanaman.

Ratusan ikan tilapia berhabitat dalam puluhan akuarium di Institut Ekologi Air Tawar dan Perikanan Darat di Berlin. Deretan akuarium terletak di dalam rumah kaca yang juga menjadi tempat tumbuhnya tanaman tomat. Pendingin ruangan membuat suhu di dalam rumah kaca konstan pada angka 27 derajat Celsius - lingkungan yang kondusif bagi tomat dan tilapia. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menumbuhkan sayuran dan mengembangbiakkan ikan pada kondisi zero emissionatau emisi nol.
Produksi pangan berteknologi tinggi
Air dari akuarium memberi nutrisi bagi tomat

Tomat dan ikan dapat hidup dalam lingkungan artifisial yang menggunakan teknologi untuk memastikan hasil yang optimal.
Ikan dikembangbiakkan secara manusiawi, bela Werner Kloas yang membuat konsep proyek. Jumlah ikan di dalam akuarium disesuaikan dengan jumlah normal di habitat asli mereka.Tomat juga tumbuh dalam lingkungan buatan. Mereka ditanam bukan dalam tanah, tapi dalam wol mineral. "Kultivasi tanaman tanpa tanah namanya hidroponik," jelas Hendrik Monsees, seorang ahli biologi di institusi tersebut.
Jenis kultivasi dan pertanian semacam ini bukan sesuatu yang baru. Sayuran tumbuh dalam rumah kaca di berbagai penjuru dunia. Dan beternak ikan dalam akuarium juga bukan sesuatu yang revolusioner. Tapi apa yang baru adalah air dari akuarium digunakan untuk menumbuhkan tomat. Akuakultur, yakni peternakan organisme akuatik, dan hidroponik - menumbuhkan tanaman menggunakan solusi nutrisi mineral dalam air, tanpa tanah - selama ini merupakan domain yang terpisah, ungkap Kloas.
Pada intinya, proyek ini menggabungkan akuakultur dan hidroponik.
"Saat tanaman butuh air dan nutrisi, akan didapatkan dari akuarium," kata Kloas.
Dua tahapan purifikasi air
Ikan mengeluarkan amonia, yang beracun bagi tilapia, sehingga airnya harus dirawat. Namun keuntungannya, air kotor dari akuarium justru menjadi pupuk ideal bagi tomat begitu kotoran ikan sudah difilter dan amonia dipisahkan secara kimiawi.
Di dalam rumah kaca, segala proses ini berlangsung otomatis. Air kotor dari akuarium masuk ke dalam pipa plastik berwarna putih. Pada tahap awal, kotoran ikan disaring keluar kemudian air dipurifikasi dalam sebuah biofilter.
Di dalam filter terdapat plastik-plastik kecil yang mengapung di atas air. Ukuran plastik hanya sebesar ujung jempol, namun permukaannya ampuh menyaring bakteri.
"Ini bakteri - Nitrosomonas dan Nitrobacter - yang lazim dijumpai di dalam air," pungkas Kloas. Proses nitrifikasi dilakukan oleh kedua kelompok bakteri tersebut. Nitritasi mengubah amonia menjadi nitrit. Dan nitratasi mengubah senyawa nitrit menjadi nitrat.
Dan nitrat merupakan komponen penting dan berharga bagi pupuk tanaman.
Air yang dirawat dalam akuarium dialirkan melalui pipa ke boks-boks tempat tanaman tomat tumbuh. Nitrat diekstrak dari air - sisa air terbuang melalui dedaunan sebagai uap air. Sejumlah perangkap dingin terpasang di langit-langit untuk memastikan kondensasi air kembali diarahkan ke akurium. Siklus ikan-tomat terpenuhi sudah.
Menghemat air
Tanaman tomat dalam rumah kaca tidak membutuhkan air tawar layaknya peternakan ikan dan penanaman sayuran konvensional.

"Dengan sebuah sistem siklus tertutup, kami hanya membutuhkan sekitar 10 persen air tawar per hari," tandas Werner Kloas. "Kami dapat menghemat begitu banyak air dan oleh karena itu tercipta sebuah sistem berkelanjutan."

sumber : www.dw.de

Minggu, 07 Desember 2014

Tips Menciptakan Anak Cerdas Sejak Dini


Memiliki anak cerdas merupakan dambaan semua orang tua. Namun tahukah Anda bahwa orang tua dapat mendidik anak agar kecerdasannya dapat dirangsang sejak masih dalam kandungan? Bahkan sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan kecerdasan anaknya. Untuk bisa seperti itu, orang tua harus memperhatikan beberapa aspek, antara lain terpenuhinya kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi.

Bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah fakor. Secara prinsip, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Diantaranya adalah:

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

  Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya ,asupan protein,karbohidrat,dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Selain itu, seorang ibu hamil tidak menderita penyakit yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam kandungannya. Kebutuhan nutrisi itu sendiri , sebenarnya bukan  hanya ketika ibu mengandung, melainkan ketika ia siap untuk mengandung pun sudah harus memperhatikan gizi, makanan dan komposisi nutrisinya harus lengkap, sehingga ketika hamil, dari segi   fisik sudah siap dan proses kehamilan akan berlangsung optimal secara nutrisi.
  Tapi, memang di Indonesia atau di negara-negara berkembang pada umumnya boleh dikatakan masih ajarang ada keluarga yang mempersiapkan kehamilan. Bahkan kadang ada kehamilan dianggap sebagai suatu yang mengejutkan. Berbeda dengan yang terjadi di negara-negara maju. Inilah yang cenderung menjadi penyebab awal mengapa anak-anak yang lahir kemudian tidak berkualitas, karena orang tua seakan tidak siap dalam segala hal untuk memelihara anaknya.

Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang

  Seorang ibu harus menerima kehamilan itu dengan hati yang ikhlas dan bahagia, yakni kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembang bayi tidak akan optimal. Si ibu hamil harus siap dan dapat menerima resiko dari kehamilannya. Risiko tersebut misalnya, seorang wanita karier yang hamil, merasa terbebani dan khawatir kehamilannya akan mengganggu  pekerjaannya. Ia sebenarnya ingin hamil, tapi disisi lain juga merasa tergangu dengan kehamilannya. Kondisi seperti ini tidak kondusif untuk merangsang perkembangan bayi dalam kandungannya.
  Selain itu, ada faktor psikologis yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan bayi, yaitu apakah si ibu hamil menikah secara resmi atau kawin lari. Pernikahannya direstui atau tidak, dan apakah ada komitmen antara istri dan suami. Tanpa komitmen diantara keduanya, kehamilan itu bisa dianggap mengganggu.
  Selain komitmen juga harus ada dukungan ( support ). Tanpa support, walaupun ada komitmen dari suami dan keluarga, namun masih dapat mengurangi perkembanan dan rangsangan kecerdasan bayi dalam kandungan. Jadi, variabel kasih sayang adalah komitmen dengan suami, serta support dari orang tua dan keluarga, sehingga seorang ibu dapat menerima kehamilannya dengan hati tentram.

Perhatian Penuh Ibu Hamil Terhadap Kandungannya

  Maksudnya adalah ibu hamil dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dam kandungannya. Karena secara emosional akan terjadi kontak. Jika ibunya gembira dan senang, dalam darahnya akan melepaskan neo transmitter zat-zat rasa senang, sehingga bayi dalam kandungannya juga akan merasa senang.
  Sebaliknya, jika si ibu selalu merasa tertekan, terbebani, gelisah, dan stress, ia akan melepaskan zat-zat dalam darahnya yang mengandung rasa tidak nyaman tersebut, sehingga secara tidak sadar bayi akan terstimulasi dan juga ikut gelisah. yang paling baik adalah stimulasi berupa suara-suara, elusan, dan nyanyian yang disukai si ibu. Hal ini akan merangsang bayi untuk ikut senang.  Berbeda jika si ibu melakukan hal-hal yang tidak disukainya, karena itu sama saja memberikan rangsangan negatif pada bayi. Stimulasi ini akan lebih efektif bila kehamilan sudah menginjak usia diatas enam bulan.`Sebab, pada usia tersebut jaringan struktur otak pada bayi sudah mulai berfungsi.
  Untuk mendapatkan kondisi-kondisi itulah, seorang ibu harus tetap menjaga nutrisi yang di dapat dari makanan sehari-hari. Bahkan, perlu diimunisasi, misalnya dengan suntikan TT. Lakukan juga konsultasi rutin dengan dokter secara berkala. Awalnya bisa sebulan sekali, dan pada usia kehamilan tujuh bulan menjadi dua kali dalam sebulan. Selanjutnya diperketat menjadi seminggu sekali pada usia kehamalan sembilan bulan.
  Disarankan untuk tidak minum obat-obatan yang katanya bisa merangsang perkembangan dan kecerdasan otak bayi. Obat-obatan itu hanya omong kosong. Pemberian obat-obatan semacam itu percuma saja, dan tidak bepengaruh apa-apa. Yang penting ciptakan saja lingkungan yang mendidik, yaitu tiga faktor diatas.  Stimulasi positif, memang dapat meningkatkan kecerdasan anak sejak dalam kandungan. Dari stimulasi ini diharapkan keika anak tumbuh, bukan hanya menjadi cerdas, melainkan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Stimulasi juga dapat menimbulkan kedekatan antara ibu dan anak

Sumber : Kiat Menciptakan Anak Cerdas Sejak Dini - Bidanku.com http://bidanku.com/kiat-menciptakan-anak-cerdas-sejak-dini#ixzz3LBH6NOdO

Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian


Bila kita mengamalkan AlQuran sebagai usaha kita mengimplementasikan kemakmuran umat, maka petunjuk-petunjukNYA harus kita lihat dan memahami dengan ilmu dan amalan yang sesungguhnya. Petunjuk detil tentang tahap-tahap pemakmuran bumi ini ada di rangkaian ayat berikut :

 "Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur ? Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS 36 : 33-36)

Al Quran sebagai sumber inspirasi pertanian

Awalnya bumi itu mati, lalu Allah hidupkan. Dengan apa Allah menghidupkannya ? antara lain dengan tanaman ‘biji-bijian’ yang ‘mereka makan’. Ini petunjuk yang luar biasa untuk kita yang (ingin) terjun di dunia pertanian/perkebunan. Ketika kita mendapati bumi yang ditelantarkan oleh pemilik (sebelum) nya, cara memakmurkan awalnya adalah dengan menanam jenis biji-bijian yang dapat kita makan.

Dalam bahasa ilmiah tanaman biji-bijian ini disebut tanaman leguminosa (family Fabaceae atau Leguminosae) yang memiliki jumlah spesies sekitar 19,300-an. Diantaranya yang sudah pernah saya perkenalkan di situs ini adalah Alfaafa (Medicago sativa) dan Koro Pedang (Canavalia ensiformis).

Selain memberikan hasil yang bisa dimakan manusia maupun ternak (yang ujungnya juga akan di makan manusia), tanaman leguminosa memiliki keunggulan dalam mengikat nitrogen di tanah. Dialah biofertilizer yang paling efektif yang disediakan di alam. Maka jenis tanaman inilah yang pertama yang seharusnya kita tanam ketika mendapati tanah yang mati (gersang, ditelantarkan pemiliknya dlsb).

Dengan tanaman leguminosa yang menutupi tanah, selain membuat tanah kaya akan nitrogen yang akan dibutuhkan oleh tanaman-tanaman selanjutnya – juga terbentuk iklim mikro (microclimate) di atas tanah yang bersangkutan. Suhu permukaan tanah akan turun dan air mulai akan dihasilkan melalui kondensasi dan pengurangan evaporasi.

Setelah tanah sudah mulai subur, tanaman berikutnya adalah kurma dan anggur. Kurma adalah tanaman tegakan yang akarnya masuk jauh ke dalam tanah dan juga merayap ke samping. Kurma adalah tanaman yang sangat efisien dalam pemanfaatan air – sehingga dia mampu hidup di tanah yang minim air sekalipun. Pohonnya yang tinggi dan daunnya yang menjuntai memberikan naungan bagi sekitarnya. Dengan kombinasi tanaman yang merambat (anggur), keberadaannya menyempurnakan iklim mikro di tempat-tempat pertumbuhannya.

Perakarannya yang memperbaiki porositas dan daya serap tanah terhadap air hujan yang jatuh, air tidak terbuang dan tidak menguap –  bila hal ini  berlangsung cukup lama (usia kurma bisa sampai ratusan tahun), maka bukan hanya air akan tersedia cukup di tempat tumbuhnya kurma tersebut, bukan pula sekedar merembes, tetapi air bahkan akan memancar menjadi sejumlah mata air !

Setelah episode tanah yang mati sampai menjadi makmur yang ditandai dengan memancarnya mata air ini, saat itulah manusia bisa menikmati hasil bumi itu secara berkelanjutan dan bahkan mulai bisa bercocok tanam dengan tanaman-tanaman yang disukainya seperti padi, gandum dlsb.

Dengan itulah manusia harus banyak-banyak bersyukur dan menjaga keseimbangan di alam – agar kemakmuran itu terus terjaga secara berkeseinambungan.

Ayat ini membuktikan bahwa bila Allah menugasi kita untuk memakmurkan bumi (QS 11 :61), pasti Dia juga memberikan petunjukNya bagaimana cara kita untuk memakmurkan bumi itu. Petunjuk inipun bukan petunjuk yang samar, tetapi petunjuk yang detil lengkap dengan penjelasannya (QS 2 :185).

Maka surat Yaasiin (dan juga surat-surat lainnya) benar-benar akan menjadi petunjuk untuk pelaksanaan misi pemakmuran bumi itu, tetapi mustinya tidak berhenti pada tataran dibaca dan dihafal. Interaksi dengan surat ini musti komplit mulai dari dibaca, dihafalkan, dipahami, diamalkan (diimplementasikan) dan juga diajarkan.

Rintisan untuk implementasi ayat-ayat tersebut di atas sedang kita mulai, setelah bibit Alfaafa ada di kita, kini kami sedang menyiapkan bibit Koro Pedang yang nantinya bersama Alfaafa dapat kita jadikan sebagai tanaman perintis yang akan menjadi pioneer dalam menangani lahan-lahan yang gersang. Alfaafa dan Koro Pedang hanyalah dua contoh tanaman perintis - dari belasan ribu spesies yang ada - yang sudah kami pelajari karakter, efektifitas dan kesesuaiannya dengan lahan-lahan kita pada umumnya.
Wallahu A'lam

http://goo.gl/jwfLS
www.agribisnis-indonesia.com

Sabtu, 06 Desember 2014

Bagaimana Social Media dapat menimbulkan Masalah

Infidelity has many forms. Besides the commonly known physical infidelity, you can now be unfaithful emotionally and mentally, while you are online.

Whether you are married, unmarried, or in a relationship, I am sure this post will have some lessons to take away and keep for life.

These are the times when you see and hear many people getting into affairs, on the social networking sites.

Social media cheating is what I would call it, as it’s about people getting intimate emotionally and mentally with someone other than their spouse.

Of course, many a times these virtual relationships take a real form and create a parallel in the real world to the relationships that people have with their spouses.

It’s a fact that the place most people consider safe to cheat on their spouse is the social media. It mostly starts there! Don’t tell me you don’t know about it all! ;)


RELATED READ: Does Online Social Networking Friendship Really Work


But quite often these social media cheaters are caught red-handed. And once that happens, usually the sky falls on their marriage, which is destroyed beyond repair.

Social media and social network are the cause of many relationship issues, divorces, or marriage failures.

So, there are two things to learn – not to use the social media to cheat on your partner and spouse. If you do, then know that it can lead to an irreparable breakup and even divorce.

However, like the knife and the AK47, which aren’t inherently bad, the social media too wasn’t made to break marriages or destroy relationships.

It’s because of their negative use by people that these objects and services get a bad name.

At the same time, you have to understand that social media and social networks have a great influence on people, and you need to learn to use it sensibly and avoid the pitfalls.

When men and women are able to respect and accept their differences then love has a chance to blossom.” ~ John Gray


DO READ: Poor Communication Leads To Relationship Problems


Influence of Social Media on Infidelity

I’m sure many of you will agree that cheating on your partner or spouse on the social media is a big temptation.

There could be many reasons as to why couples cheat, but you all know that many do!

I know of people who aren’t happy in their relationships and marriages, and they are online, finding someone else!

They have even asked me at times to connect them with some person. I tried talking them out of it, but that is their personal issue, which one cannot probe further.

While there are some who are unhappy in their relationship and marriage, and cheat their partner and spouse by trying to flirt!

Oh yes they try their best, especially on Facebook, where you make friend’s because someone sends you a friend request, only to realize later what their intention was.

I am sure many ladies here would agree with me, and perhaps it’s the same with men who are approached by women who seek another!  :)

In such a case you need to be very clear and curt about what you want, so that they understand and don’t bother you again.

If they do – just remove them from your friend list. But this just goes to prove the point I am trying to make in this post, so read on!

Sometimes you may tend to use the social media or the social networking sites as dating sites.

You may start out rather innocently or even intentionally, and soon one thing leads to another. In this process, your conversation becomes more casual and personal, and even flirty!

You try to find an outlet or someone who can lend you an ear, with whom you can discuss your day-to-day life or dreams, and disappointments, instead of your spouse or partner.

It is called digital infidelity.

The quality of your life is the quality of your relationships.” ~ Anthony Robbins

Digital Infidelity

The digital world is like your dream world.


You’re in cyberspace where no one knows you, and you can pretend and portray yourself as you like.

There is no one watching you, your moves, the connections you make, and what all you do!

You can tweak your image and control how you’re perceived by people. You can impress people and spell your magic through words and deceptive appearances.

One reason why social media becomes a risk for your marriage and relationship is because you tend to exchange intimate information in your virtual communication without feeling fearful or guilty.

Sometimes people even have romantic or sexual conversations on the social networking sites thinking that a few flirty messages or emails don’t mean they are cheating!

It all seems harmless.

Quite often people do that even in the presence of their spouses but on their Smartphone or laptop screens, without others and their spouse getting to know of it.

But when you are going through a rough patch in your existing relationship, these back burners or online friends become your temptations and might even lead you to commit adultery.

With the adoption of social media by the masses, the chances are that you might meet your ex-flame online, or someone you had a crush on in your past.


 You are then tempted to live a life that you couldn’t live earlier, and continue a digital relationship with someone whom you couldn’t have a real one with in your past.

Isn’t this purely cheating on your spouse or partner and your recent marriage or relationship?

But whether real or virtual, any relationship needs your involvement, takes your time, and apparently affects the other aspects of life.

Your partner or spouse may notice all that you are up to and consider that as cheating.

He or she may consider infidelity as sharing your physical, mental, and emotional intimacy with some other.

Here’s an infographic that shows how social media has proved to be a decisive factor in the increasing divorces.

Do not use the facts presented in this infographic to find smarter ways to cheat on your spouse.

Instead, use them to learn to control your usage of social media and define your limits so you don’t hurt your marriage through it.

There are many other reasons why people have affairs and they are discussed in this post “7 Top Signs That Your Spouse Might Be Having An Affair”, which also tells you about the signs indicating that your spouse is having an affair.

When you struggle with your partner, you are struggling with yourself. Every fault you see in them touches a denied weakness in yourself.” ~ Deepak Chopra


Social Media Cheating, Infidelity, and Divorce
SourceTotalDivorce

social-media-cheating-infographic

Social media cheating isn’t only the story of a few Americans, just because it occurs there the most.

Instead, it is becoming a trend all over the world now including in places like India, Nigeria, United Kingdom, Australia, and many other countries.

Problems in relationship occur because each person is concentrating on what is missing in the other person.” ~ Wayne Dyer


How to Avoid Divorce and Relationship Issues Due to Social Networking Activities

People are getting divorced, separated, and distanced by using the social media and networks, which were meant to connect people and build relationships.

It is evident that Facebook is the leader of the pack of social networking sites. It is being used the most by lawyers, as proof in the courts to prove infidelity and win the case.

This is probably a reminder that you need to act responsibly on the social media and social networking sites. Here are a few tips:

  • Every update and action performed on these sites should be inspected from all perspectives.
  • Remember that anything can hurt you, your loved ones and others, or could even be used against you.
  • It’s good to be yourself and not pretend to be someone else, not only offline but online as well.
  • If you find yourself flirting on social media and other networking sites, especially Facebook, stop yourself.
  • Realize – this is a sign that your personal relationship with your partner or spouse needs attention and revival.
  • If you are having problems then work on making your relationship better rather than spending time seeking another!

MUST READ: How to Become Best Friends with Your Spouse

Cheating is a risky behavior that mostly likely will produce negative results.

Whatever be the cause that leads to it, know that cheating can become addictive and a form of repeated behavior.

That’s why people say a cheater will always be a cheater because cheating can also run in your genes. So, be aware and remain alert!

It’s time that you understand and take control of yourself.

Don’t let your desires and needs of sexual pleasures drive you to a deadly situation of a disastrous marriage or severe relationship issues.

Be responsible. Be in control. Be wise.

Social media is a wonderful tool; don’t use it to cheat on your spouse.

Instead, resolve your relationship problems, and if you cannot, then look for a counselor and turn your relationship with your partner or spouse into a healthy one.

Having said that all, I confess that I like the social media and the social networking sites because I only use it for professional purposes. Even if it’s for personal purposes at times, I keep it limited and in control. :)

Remember that the best relationship is one in which your love for each other exceeds your need for each other.” ~ Unknown


Over to You –

Have you come across any social media cheating case that destroyed someone’s marriage or even relationship? What precautions do you take while interacting on the social networking sites? Do you think the relationships formed through the social media can pose a threat to a spouse or partner? Share in the comments.

Photo Credit: FreeDigitalPhotos, Don Hankins

source: http://www.aha-now.com/social-media-cheating/

Tanaman luar biasa Tomtato



The TomTato - tanaman yang tumbuh di atas tanah Tomat dan Kentang bawah ... "Sebuah tanaman yang luar biasa yang menghasilkan kedua tomat dan kentang telah dikembangkan di Inggris Hanya satu dari anak-anak nakal bisa tumbuh lebih dari 500 tomat manis di atas tanah. , dan tanaman yang layak kentang putih di bawah. Sesuai dengan nama 'TomTato', tanaman ini benar-benar 100 persen alami, dan tidak dimodifikasi secara genetik sebagai salah satu harapkan. 

TomTato, alias 'sayuran petak dalam panci', dikembangkan melalui grafting teknologi tinggi oleh Thompson dan Morgan, sebuah perusahaan hortikultura yang berbasis di kota Ipswich, di Suffolk, Inggris. Meskipun tanaman serupa telah dibuat di Inggris sebelumnya, ini adalah pertama kalinya seseorang telah berhasil memproduksi versi komersial. 

Menurut Guy Barter dari Royal Horticultural Society (RHS), rasa adalah masalah nyata dengan varietas masa lalu, tetapi TomTato tampaknya telah memukul jackpot. ... " 

more: http://www.odditycentral.com/foods/the-tomtato-a-plant-that-grows-tomatoes-above-ground-and-potatoes-below.html

Bolehkah Ibu Menyusui Minum Kopi?



Bolehkah Ibu Menyusui Minum Kopi?
Kini anda memasuki fase menyusui, ibu yang sedang menyusui diharuskan menjaga kesehatan fisik dan psikis, Kesehatan fisik dan psikis akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI. Dengan kualitas dan kuantitas ASI yang terbaik akan membantu dalam tumbuh kembang bayi anda. Penting untuk ibu menyusui memperhatikan asupan makanan selama menyusui, makanan yang baik akan membantu menjaga kesehatan dan memberikan kualitas ASI yang baik. (Baca : Penting! Berikut Daftar Makanan yang Harus Dihindari Selama Menyusui)

Ketika ibu hamil seringkali mengalami perasaan yang cemas, bolehkah ibu hamil makan ini atau makan itu. Hal yang sama dirasaka ketika ibu menyusui. Makanan dengan kandungan nutrisi tertentu akan membantu ibu dalam proses menyusui, seperti makanan yang akan membantu melancarkan ASI atau makanan yang akan menganggu proses menyusui. Bolehkah ibu menyusui minum kopi dan apa pengaruhnya pada bayi?

Bagi anda wanita penikmat kopi yang sedang memiliki tugas mulia, menyusui. Anda tidak perlu khawatir anda dapat menikmati minum kopi asalkan dalam jumlah yang wajar. Hal ini dikarenakan kandungan yang terdapat kopi yaitu kafein yang memiliki sifat stimulansia yaitu menjadi zat perangsang tubuh hingga menjadi aktif sehingga kesulitan beristirahat. Dampaknya memang tidak dirasakan langsung oleh bayi akan tetapi akan menggannggu kesehatan ibu menyusui apabila kesulitan beristirahat.

Kesulitan beristirahat akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI anda. Penulis buku Breastfeeding : A Guide For the Medical Profession mengatakan bahwa ibu menyusui yang minum secangkir kopi sehari tidak akan berpengaruh besar pada bayi akan tetapi apabila melebihi hingga 6 cangkir sehari maka kandungan kafein yang terdapat di dalam kopi akan berakumalasi yang menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan bayi dan juga membuat bayi rewel.

Tubuh bayi belum optimal sehingga apabila kandungan kafein banyak masuk ke dalam tubuh bayi akan mengganggu pencernaan bayi. Kandungan kafein tidak hanya pada kopi akan tetapi pada berbagai makanan seperti minuman bersoda atau teh. Sehingga penting bagi anda memperhatikan asupan makanan yang mengandung kafein dalam satu hari, tidak boleh berlebihan karena akan mengganggu proses menyusui. Mitos yang berkembang di masyarakat bahwa ASI akan mempengaruhi ASI yang diberikan padahal penelitian yang dilakukan ibu menyusui yang mengkonsumsi kopi tidak mengganggu ASI selama batas yang wajar hanya saja akan mempengaruhi kandungan zat besi pada ASI.

Begitupula pada ibu yang baru saja melahirkan sebaiknya dikurangi mengkonsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein, seperti kopi. Minum kopi setelah melahirkan akan berdampak pada kesehatan anda, sehingga ketika anda akan mengkonsumsi kopi dianjurkan hanya  hanya setengah cangkir atau beberapa sendok saja sehingga kandungan kafein tidak akan menggangu waktu istirahat anda dan mempengaruhi produksi ASI.

Dengan demikian bagi anda yang suka kopi, mengkonsumsi dalam jumlah yang wajar ketika anda menyusui boleh saja asalkan tidak berlebihan sehingga tidak mempengaruhi kesehatan anda yang berdampak pada kualitas dan kuantitas ASI. (Baca : Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu)

Sumber : Bolehkah Ibu Menyusui Minum Kopi? - Bidanku.com http://bidanku.com/bolehkah-ibu-menyusui-minum-kopi#ixzz3L4FHkkBM

========================================================================
Bajau Anak, Baju Muslim Anak, Labella, Madina, GW, Little Kids, Litle Piniaple. London Kids dll
www.de-sahla-gallery.blogspot.com  WA. 0856-9768-078-6  PIN: 7E54E74D